Mei 2020

Nadhira
1 min readMay 3, 2020

--

Tiba-tiba ada notifikasi dari medium, terus jadi membuka medium lagi yang sepertinya sudah usang 2 bulan ini karena yang sering dibuka adalah applikasi yang sedang dielu-elukan karena penuh dengan hacker tetapi juga membantu orang-orang untuk tetap bertugas dalam situasi pandemi ini.

Berhubung sedang banyak membahas perihal physical distancing yang membatasi raga tetapi tidak hati. Menjaga hubungan dengan orang ini merupakan suatu hal yang sangat dinamis. Sebulan ini rasanya sudah dihadapkan dengan berbagai macam rupa jenis hubungan dan hal-hal yang menyertainya. Mempertanyakan apakah suatu hubungan masih sahih dikatakan hubungan ketika orang didalamnya menjalankannya dengan sebatas rasa tidak enak. Padahal jelas jika dipikirkan lebih mendalam maka koneksi yang tercipta hanya sebatas rasa tidak enak / kasihan, nyatanya ledakan keinginan, motif, dan dorongan untuk saling terhubung sudah tidak ada. Padahal jelas jika kita berpikir dalam sudut pandang lain, dengan terhubung meskipun dengan rasa tidak enak merupakan suatu tanda kepedulian sehingga hubungan tersebut harusnya masih layak dikatakan sahih?

Rasanya saat ini sudah sering kita mendapati posisi dimana harus memaklumi ketiadaan ruang privasi. Karena manusia haus untuk tahu. Tetapi bukan berarti semua orang mau, karena tidak semau itu orang lain untuk tahu. Manusia dengan rupanya, merasa terhubung dengan menjajakan privasinya dengan risiko hancur karenanya, kemudian berkata bahwa manusia jahat. Sudah jelas menjajakan, lantas ketika pasar membeli dan merasa memiliki hak atas cakupan pribadi tersebut, marah dan minta dikembalikan ‘barangnya’.

ngomong apalagi udah lelah.

--

--