Evaluasi

Nadhira
2 min readNov 10, 2019

--

Dalam sebuah perjalanan sambil membaca murakami, diajarkan tentang tsukuru tazaki yang orangnya gak demanding sama hidup dan yaudah bodo amat. eh terus, keinget orangtua sering bilang kalau gue terlalu bodo amat sama hidup, dikasih kesulitan juga diem aja. terus jadi merasa relate alias oh ada ya manusia yang kayak w, walaupun fiksi.

Di perjalanan ini gue banyak refleksi diri juga bertanya-tanya lagi sama diri sendiri. Sudah seberapa jauh gue berjalan atau berlari atau tergopoh2, 3 tahun adalah waktu yang cukup lama untuk disebut sebagai proses transisi dan masih hingga sekarang. Dalam sebuah titik dimana gue merasa bahwa ternyata gue jago juga jalanin hidup walaupun didalamnya perih euy sieun.

Dalam sebuah perjalan yang disadarkan bahwa gue bersyukur ada dititik ini, walaupun masih banyak yang harus dievaluasi, berusaha menyaring kebaikan dan pelajaran hidup dari orang lain… jadi ikutan naketi (mikirin dosa-dosa) dan sudah sebermanfaat apasih gue jadi orang?

Terus, lanjut lagi ke kontemplasi lainnya, jadi mikirnya juga tentang masa depan, gue mau gambar apa ya nanti? sambil cekikikan ngetawain pacaran cringe yang padahal mah orang-orang mungkin sedang ada dipuncak kebahagiaannya. Mikirin jugasih..beberapa alasan kenapa rasanya gue gini-gini aja? emang kira-kira jodoh gue gimana sih? terus mikir juga, sampai kapan ya mempersiapkan diri buat masa depan? terus dalam level yang mikir juga tentang gimana ya nanti bisa jadi dokter yang baik atau engga? intinya mikir doang. dengan usaha yang super minimal dari saya tp berat ya gimana dong?

--

--